Laman

Rabu, 13 Oktober 2010

MENJADI LEBIH BAIK by Acep Muhammad A./XII.IA.3/13.10.10

Menjadi lebih baik
Oleh: Acep Muhammad A



Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin! Dan jangan biarkan hari esok tetap seperti hari ini atau lebih buruk dari hari ini, jika tak ngin menjadi orang yang rugi dan celaka. Mari kita bercermin dengan kata-kata diatas, apakah selama ini kita selalu menjadi orang yang memiliki hari ini yang lebih baik dari hari kemarin ? Atau hanya menjadi orang yang tetap saja seperti hari kemarin,dan lebih parah lagi jika kita menjadi orang yang menjadikan hari ini lebih buruk dari hari kemarin yang telah berlalu. Amal yang kita kerjakan tak lebih baik dari kemarin,belajar tak sesemangat hari kemarin, dan yang paling parah ketika dosa yang kita perbuat hari ini lebih menumpuk dari hari kemarin, Naudzubillahimin dzalik.

Lewat tulisan sederhana ini, penulis ingin mengajak pembaca sekalian untuk senantiasa menjadi insan yang “BERUBAH” tentu saja berubah di sini dalam artian berubah menjadi orang yang lebih baik dari waktu ke waktu. Yang awalnya buruk berubah menjadi baik,yang baik berubah menjadi lebih baik dan seperti itu seterusnya. Pertanyaannya, apa yang harus kita ubah dalm diri kita ini. Apakah fisik kita sehingga kita lebih tampan,kecerdasan kita sehingga kita menjadi orang paling cerdas,materi atu harta kita sehingga kita menjadi orang paling kaya? Tentu saja bukan itu yang penulis maksudkan dalam hal ini,. Lalu apa?

“innama bu’itstu liutammima makarimal ahklaq”
Sesungguhnya aku (Muhammad SAW)diutus kedunia ini adalah untuk menyempurnakan Ahklaq(al hadist).

Ahklaqlah yang harus kita ubah atau perbaiki dari waktu ke waktu itu. Bagaimana kita berahklaq baik terhadap Allah dengan ibadah-ibadah mahdah kita,bagaimana kita berahklak kepada sesama manusia dalam arti menjadi mahkluk sosial yang baik, dan bagaimana kita berahklaq terhadap alam sekitar yang menjadi tempat kita menghirup nafas kehidupan. Itulah yang harus kita ubah dari waktu ke waktu itu. Insya Allah dengan Ahklak yang baik, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang haqiqi.

Sekarang coba kita bercermin dengan kejujuran kita bagaimana selama ini kita berahklak kepada Allah yang telah menciptakan kita,memberi rizki kepada kita tanpa henti dan masih memberi waktu untuk kita menghirup nafas segar di dunia ini. Apakah selalu kita syukuri semua itu dengan selalu memenuhi panggilannya(sholat),mensucikan setiap rezeki kita dengan zakat,infak serta sodaqoh, berdzikir mengagungkan Asmanya untuk menundukan hati dan diri kita yang amatlah kecil dihadapannya. Atau semua itu selalu kita tinggalkan? Kawan, mari kita perbaiki semua itu dengan perubahan. Jika semua yang disebut diatas selama ini kita tinggalkan, mari kita mulai melaksanakan semua itu dengan niat dan seluruh kemampuan yang kita bisa lakukan.

Berahlak baik kepada sesama manusia, merupakan hal yang harus kita kerjakan. Sebagai mahluk sosial yang tak pernah lepas dari kebutuhan untuk berinteraksi dalam hal apapun. Terutama dengan orang-orang yang hidup berdampingan dengan kita. Berahlak baik kepada orang tua kita,guru-guru kita dan kepada saudara-saudara kita sebagai sesama mahkluk ciptaan Allah SWT. Apakah sudah kita mentaati setiap perintah orang tua kita yang selalu menginginkan kita menjadi yang terbaik. Atau kita tak sudi lagi melakukan setiap keinginannya karena kita merasa sudah bisa hidup sendiri dengan segala yang kita miliki, padahal semua itu juga pemberian mereka. Kemudian saat guru-guru kita di sekolah maupun di tempat lainnya yang berusaha menerapkan sikap disiplin,jujur,kerja keras dengan segala tata tertib yang mereka terapakan untuk kita, apakah selalu kita patuhi? Atau kita hanya acuh saja dengan semua itu karena merasa tak perlu lagi ada aturan karena kita hidup bebas di dunia ini. Kawan coba camkan ini” selama yang mereka lakukan kepada kita dengan tujuan untuk kebaikan kita di hari ini dan masa depan, maka kita harus mentaati mereka! Kecuali jika mereka berniat buruk kepada kita bahkan mengajak kita ke jalan yang salah, maka kita tak perlu taat kepada mereka.” Yang jelas, setiap orang tua baik tu orang tua kita di rumah, ataupun guru-guru kita pasti menginginkan kita mendapat yang terbaik.

Kemudian saat kita berinteraksi dengan teman-teman kita, apakah selalu kita menghormati mereka, atau kita merasa hanya diri kita saja yang pantas dihormati,dan memperoleh yang terbaik, sehingga semua yang kita miliki. Ilmu,rizki atau harta serta semua kelebihan yang kita miliki adalah hanya milik kita? Kawan mari kita jadikan sahabat-sahabat,teman-teman kita sebagai sarana untuk menjadikan diri kita benar-benar manusia yang bermanfaat dengan segala yang kita miliki dan bisa kita lakukan untuk mereka. “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.”

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita berahklak kepada mahluk Allah lainnya yaitu alam.tempat dimana kita berpijak,memperoleh makanan dan mendapakan segala keindahan. Kita semua tahu semakin hari alam ini semakin rapuh, dan kita tahu alam ini akan hancur suatu saat nanti. Tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kerusakkan yang kita rasakan di alam ini terutama di bumi yang jadi tempat tinggal kita ini adalah ulah kita sendiri sebagai mahkluk yang serakah. Kebanyakan dari kita adalah orang-orang yang hanya menikmati apa yang ada di alam ini, tanpa berusaha untuk membayar semua yang kita nikmati itu dengan menjaga alam ini agar tetap indah,nyaman dan hijau. Malah-malah kita merusak alam ini dengan segala hasil karya yang kita ciptakan. Tapi inilah kehidupan manusia, takkan pernah puas dengan semua yang ada. Yang terpenting untuk kita adalah bagaimana di sisa umur bumi atau alam ini yang semakin dekat menuju akhir, kita bisa memberikan sedikit nafas segar untuk bumi tempat dimana kita berpijak ini.

“Ubahlah dunia dengan merubah dirimu menjadi lebih baik”
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada pada diri mereka sendiri(Ar RA’du:11)

nucasepthe@yahoo.com

1 komentar:

  1. Subhanallah....
    keren lah, siswa 26 bisa menulis karya tulis seperti ini...
    udah seperti mahasiswa UIN..
    bangga cuy...

    “innama bu’itstu liutammima makarimal ahklaq”
    Sesungguhnya aku (Muhammad SAW)diutus kedunia ini adalah untuk menyempurnakan Ahklaq(al hadist).

    hadistnya sahih tuh bung :)

    BalasHapus