Laman

Jumat, 29 Oktober 2010

Pesona Kijang Membaca by NI/XI.IA.3/30.10.10

Pesona kijang membaca? Apa tuh?
Pesona kijang membaca adalah salah satu program yang ada di sekolah kami, SMAN 26 Bandung. Ya, membaca! Lebih tepatnya membaca novel. Membaca novel merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan di SMAN 26 Bandung setiap pagi hari, 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Yaitu dari pukul 07.00 sampai pukul 07.30. Program ini dilaksanakan dari hari Selasa sampai hari Kamis. Khusus hari Rabu, pelaksanaan baca novel dilaksanakan di lapangan upacara secara bersama-sama. Tak hanya murid yang membaca novel, gurunya pun ikut membaca novel lho..

Kenapa harus ‘pesona kijang membaca’ namanya?
Pesona kijang diambil dari logo SMAN 26 yang bernama PESONA KIJANG 26. Kijang merupakan simbol dari SMAN 26 Bandung yang melambangkan salah satu binatang yang hidup di negeri kita yang pandai, tampan dan cantik serta larinya kencang, melambangkan daya pikir yang kreatif. Ini merupakan salah satu ciri khas dari sekolah kami.

Program ini gak sembarang diadain. Program ini ada, karena memiliki tujuan. Tujuannya adalah untuk menjadikan siswa-siswinya gemar membaca. Ya, berawal dari novel, nanti siswa akan mulai terbiasa untuk membaca bacaan-bacaan yang isinya lebih berbobot seperti buku pelajaran. Dengan terbiasanya siswa membaca buku pelajaran, maka siswa akan menjadi pintar dan berwawasan luas.

Memang tidak semua anak suka membaca. Tetapi, dengan adanya program ini, mau tidak mau, siswa dipaksa untuk membaca. Sehingga dengan paksaan yang terus menerus, siswa akan terbiasa membaca dengan kesadaran dirinya sendiri. Memaksa memang gak baik sih. Tapi kalo memaksanya buat kebaikan, why not?

Ada aturan, ada hukuman. Begitu pula dengan program ini. Aturannya, siswa diwajibkan membawa novel sendiri. Dan bagi siswa yang tidak membawa novel, harus bersedia menerima konsekuensinya. Berani berbuat berani bertanggung jawab kan? Hukuman bagi siswa yang tidak membawa novel, yaitu membaca novel (dipinjamkan sekolah) sambil berdiri di tengah lapangan di bawah teriknya sinar mentari pagi yang menyinari alam ini. Mantap kan? Bisa menentukan sendiri, yang mana pilihan yang enak?

Hukuman ini bukan semata-mata untuk menyiksa siswanya kok. Tapi hukuman ini lebih menekankan ke kedisiplinan dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh para siswanya. Hukuman seperti ini juga bertujuan untuk meminimalisir siswa yang tidak disiplin dalam membawa novel. Dengan adanya hukuman seperti itu, siswa-siswa menjadi takut. Sehingga mereka rajin membawa novel karena tidak mau mendapat hukuman.

Oh iya, selama 2 minggu sekali, diadakan resensi novel. Resensi ini berisikan ringkasan cerita yang dibaca beserta penulis, penerbit, tahun terbit, riwayat penulis, dll. Resensi ini bertujuan untuk melatih daya ingat siswa agar bisa mengingat dan menuliskan tentang apa yang selama ini mereka baca. Resensi ini juga diharapkan bisa diterapkan di buku pelajaran yang siswa baca. Dengan begitu, akan tercipta lah siswa-siswi yang cerdas dan berprestasi. Oh, iya siswa peresensi terbanyak akan mendapat hadiah lho.. Ini bisa membuat para siswa semangat untuk membaca dan semangat untuk “pabanyak-banyak” meresensi novel..
READ MORE

Ku Merindukan Sepasang Matamu by N. Nurul Hudaifa/XI.IA.3/30.10.10

Dwina teerlelap dalam tidurnya. Terlangkahkan kaki, terjebak menyusuri jalan yang tak berujung pasti.

“Dimana, aku sekarang? Dunia ini begitu gelap. Tak ada setitik cahaya pun tuk terangi petunjuk jalan yang tepat.”

Beribu wajah tua, lusuh nan bijak memandang mencoba mengajak. Hanya pandangan ganjil, ia lemparkan kepada mereka.

“Siapa mereka?! Mengapa hanya wajah mereka yang terlihat berbeda dari semua yang ada ?”

Dwina menyusuri jalan setapak. Sebuah gang sempit berapit dinding. Hingga ia sampai pada sebuah pintu yang lusuh.

“Sebuah pintu? Apa maksud semua ini? Apa aku harus membuka pintu dan masuk kedalamnya? Sebenarnya di negeri mana aku sekarang ini? Di jalan, di gerbong kereta, ku lihat orang-orang di sekitarku membaca! Padahal ku coba menghindar dari mereka. Hingga ku berlari dan sampai pada sebuah pintu lusuh ini!”

Kebingungan amat melanda dirinya. Tak ada kehidupan di luar sana. Hanya sebuah pintu yang ia temukan dihadapannya. Cemas dan hati berdebar menghinggapi diri. Entah apa yang akan ia temukan di balik pintu yang lusuh ini.

“Apa?! Sebenarnya di negeri manakah aku saat ini? Di luar gelap, hampir tak ada kehidupan sama sekali, tapi di sini… Aku tak dapat percaya akan semua ini.”

Dwina tak percaya dengan apa yang di lihatnya, deretan rak buku berjajar, lusuh berdebu, membentuk sebuah jalan menuju cahaya. Semua hanya diam ketika Dwina menyusuri rak tersebut satu persatu, mereka hanya diam sibuk dengan catatan dan bacaannya. Dwina mencoba berlari, pergi menjauh dari negeri ini.

“Kenapa? Kenapa wajah mereka semakin bersedih ketika ku coba menjauh dan menutup pintu ini?”

Tak pernah diduga, suara datang diantara mereka.

“Kami merindukanmu! Kami semua senang engkau bisa datang menghampiri kami! Telah lama kami tunggu seseorang datang kemari. Kami rindu ribuan pasang bola mata yang dulu sering memandang kami, kami rindu tatapan kalian. Hanya engkau harapan kami, berharap kau dapat memandang kami.”

“Aku? Tapi mengapa harus aku?”

“Karena hanya engkaulah yang ada di sini dan hanya engkaulah harapan kami.”
Tangis, keluar dari wajah mereka. Dwina tak sanggup tuk melihatnya hingga ia berlari, berlari dan terus berlari. Berlari melewati deretan rak buku yang menuntunnya tuk menghampiri secerca cahaya. Silau tak dapat terlihat apa yang ada di sekitarnya. Hingga akhirnya terbangun.

“Mungkin ini yang dirindukan mereka. Berharap banyak orang dapat menyentuh dan membaca mereka. Agar mereka tak di acuhkan, hingga berdebu.”

Lalu, Dwina menghampiri jajaran buku yang ada di kamarnya. Buku-buku yang dulu sering dibacanya, lalu membacalah dia.
READ MORE

Sabtu, 23 Oktober 2010

BAHASA DAN BUDAYAKU by Naila Irfania/XI.IA.3/23.10.10

Halo readers.. Kalo tadi cerpen, sekarang giliran artikelnya nih yang mau eksis di blog. Check it out!

*****

Q: Apa sih budaya itu?
A: Budaya adalah suatu cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok/masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi secara turun-temurun.

Setiap daerah, pastilah memiliki budaya masing-masing yang pastinya berbeda serta memiliki ciri khas unik yang menjadi pembeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Negara kita, Negara Indonesia memiliki beraneka ragam budaya. Seperti yang telah diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia, pasti memiliki budayanya tersendiri, yang jelas berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Budaya dapat berbentuk dalam sebuah lagu daerah, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan masih banyak lagi. Tapi tak hanya itu, budaya pun bisa berupa dongeng, legenda, ataupun cerita rakyat. Tau gak, kalo cara makan, cara berjalan, cara menulis juga termasuk budaya? Yap! Itu juga termasuk budaya. Kegiatan sehari-hari yang kita lakukan berulang-ulang itu juga bisa disebut budaya, tetapi itu termasuk ke dalam budaya abstrak.

Di artikel ini, kami selaku tim redaksi akan sedikit mengulas tentang salah satu budaya Indonesia, yang berasal dari tatar pasundan. Kita bakalan ngebahas tentang salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, udah gak asing lagi, dan sempat “diklaim” oleh negara tetangga nih. Ya! Angklung!

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan. Angklung sempat diklaim oleh negara tetangga kita. Mereka berpendapat bahwa angklung adalah alat musik tradisional negara mereka. Padahal sebenarnya, angklung itu merupakan alat musik tradisional Indonesia, khususnya untuk daerah Jawa Barat, tetapi memang belum ada hak patennya. Kesalahan bukan hanya ada pada Pemerintah yang belum mendaftarkan hak paten angklung, tetapi kesalahan juga ada pada kita sebagai anak bangsa, generasi penerus. Harusnya kita melestarikan dan bisa mempertahankan kebudayaan kita sendiri, bukannya asyik dengan kebudayaan asing. Kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia ternyata terbukti lebih menarik perhatian dibandingkan dengan kebudayaan negara kita sendiri.

Terlebih dalam hal musik juga bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi kita yang memiliki fungsi untuk bersosialisasi. Tanpa bahasa, kita tidak akan bisa melakukan kontak sosial. Lalu ada gak hubungan antara bahasa dan kebudayaan? Ada yang mengatakan bahwa bahasa itu merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan, sehingga segala hal yang ada dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sehingga pada intinya, bahasa dan budaya itu berkaitan dan berhubungan dengan erat.

Dengan masuknya bahasa-bahasa asing ke Indonesia, lama kelamaan bahasa kita akan punah. Terlebih lagi bahasa lokal (bahasa daerah). Peribahasa mengatakan, “ada asap jikalau ada api” ya, ada akibat jikalau ada penyebabnya. Faktor utama penyebab punahnya suatu bahasa bisa jadi karena ketertarikan generasi muda untuk mempelajari bahasa asing. Memang tidak ada salahnya bila kita mempelajari bahasa asing. Tapi keterlaluan nih kalau sampai lupa sama bahasa daerah sendiri, tidak mau menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari, dan menganggap bahasa itu kuno atau kampungan. Nah jika kita bersikap seperti itu, pasti bahasa kita akan cepat punah. Hal ini tentu mengkhawatirkan karena dengan punahnya suatu bahasa berarti punahnya suatu warisan budaya. Begitu juga dengan budayanya.

Untuk itu, ayo kita JERAWATAN! Eiiits.. JERAWATAN disini bukan yang ada di muka lho, tapi JERAWATAN itu maksudnya Jaga, RAWAT dan lestarikAN bahasa dan budaya kita. Banggalah dengan apa yang kita punya. KEEP OUR CULTURE, GUYS!
READ MORE

BAHASA DAN BUDAYAKU by N. Nurul Hudaifa/XI.IA.3/23.10.10

Haloooo para pembaca Blog SMAN 26 Bandung.. Kali ini, kami memuat sebuah cerpen buatan anak jurnalis yang tercantum di 26 WALL MAG'Z alias madingnya 26 yang dilombain di Unpad tgl 22 Oktober 2010. Alhamdulillah, mading yang bertemakan 'Bahasa dan Budayaku' itu, masuk ke dalam 15 besar. Dan tinggal 1 tahap lagi menuju juara 1 (Amien). Doakan kami :)
Ini diaaaaaa cerpennya.. Selamat membaca readers!

BAHASA DAN BUDAYAKU

Duduk dan berdiam diri adalah kegiatan Queensha setiap senja. Menengadah ke langit dan termenung. Selalu banyak pertanyaan-pertanyaan yang terpikir olehnya. Dia hanya diam dan mencoba menjawab pertanyaannya sendiri, hingga kadang ia tak menyadari apa yang sedang dia lakukan.

“Uuummmm… kenapa aku ambil sebuah kertas ya?! Huft! Lagi-lagi aku tak menyadari apa yang sedang aku lakukan”

“Queenshaaaa….”

“Iya mami, ada apa?“

“Ayo turun, Ayah pulang.”

Queensha bergegas keluar dari kamarnya dengan sedikit berlari. Queensha sangat senang ketika Ayahnya pulang. Karena Ayahnya dapat menjawab semua pertanyaan–pertanyaan yang selalu mengerubungi otaknya.

“Ayaaah, Queensha kangeeen! Berapa lama Ayah libur?”

“Ayah libur hanya beberapa hari saja sayang. Kenapa? Ada yang mau ditanyakan lagi ya?”

“Hahaha… Ayah tau saja, sudah ada segudang pertanyaan nih dalam otakku, rasanya sudah mau meledak. Untung Ayah datang, aku senang!”

“Ya sudah, apa yang ingin kau tanyakan pada Ayah?”

Queensha sedikit ragu dan bingung untuk bertanya, harus dari mana ia mulai bertanya, begitu banyak pertanyaan, tentang apa itu bahasa, apa itu budaya, mengapa mereka berbeda, mengapa mereka ada? Dan blablablablabla..

“Eummm Yah! Kali ini pertanyaanku seputar negara kita. Eehh.. maksudku tentang bahasa dan budaya kita.”

“Wah wah wah.. Bukankah anak Ayah ini tidak menyenangi pelajaran yang seperti itu? Katanya pelajarannya membosankan. Bikin pusing.“

“Hehe. Gak apa-apa dong Yah.. Waktu tadi di sekolah, Bu Guru ngejelasin tentang bahasa dan budaya gitu. Aku bingung Yah, sebenarnya apa sih itu bahasa? Mengapa bahasa kita berbeda- beda, terutama negara kita? Mengapa kita memiliki keanekaragaman bahasa yang sangat banyak? Yang belum tentu setiap warga negaranya sendiri mengerti dengan begitu banyak bahasa yang negaranya miliki. Untuk apa itu semua?”

“Umm.. Sayang, bahasa itu adalah alat komunikasi kita, untuk bersosialisasi. Tanpa bahasa kita tidak bisa melakukan kontak sosial. Dan tidak bisa hidup, karena manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain selama hidupnya.”

“Tapi Yah, mengapa setiap negara memiliki bahasa yang berbeda, kenapa tidak sama, bahasa satu dengan yang lainnya?“

“Karena mereka memiliki sejarahnya masing–masing. Sama seperti manusia, apakah secara keseluruhan pengalaman setiap manusia sama persis?”

Queensha hanya menganggukkan kepalanya mencoba mencerna jawaban yang diberikan oleh Ayahnya.

“Emm.. Tapi Yah, mengapa Indonesia memiliki banyak bahasa yang berbeda, bukankah mereka memiliki sejarah yang sama?”

“Itulah keunikan Indonesia, kita memiliki banyak bahasa, itu adalah aset negara kita. Tidak banyak negara lain memiliki keanekaragaman bahasa yang banyak seperti kita, kita wajib bersyukur atas apa yang kita punya. Bukankah memiliki banyak warna dalam satu tempat yang sama itu indah? Meskipun kita belum bisa memahami makna warna tersebut satu persatu.”

“Ya Ayah, memiliki banyak warna memang sangat indah. Berarti kalau begitu Indonesia sama seperti pelangi kan Yah? Kita tidak tau persis warna apa saja yang sesungguhnya ada, hanya beberapa warna saja yang bisa kita lihat secara kasat mata, seperti pink, kuning, biru dan yang lainnya. Itu sama saja dengan bahasa terbesar di Indonesia, seperti bahasa Jawa, Madura dan Sunda. Yang mempertegas adanya Indonesia. Bukankah begitu Ayah?”

“Wah bagus. Pintar sekali anak Ayah. Oke. Ayah mau bersih-bersih dulu ya, Ayah kan belum mandi. Hehe.”

“Hahaha.. Pantesan aja dari tadi bau kambing, ternyata Ayah belum mandi, hehehe.. Daaah Ayah.”

Queensha bergegas pergi menuju kamarnya. Rasa senang menghinggapi hatinya karena beberapa pertanyaan telah terjawab. Kembali ia duduk di depan meja belajarnya. Mencoba menggambar sebuah pelangi dan mencoba untuk memahaminya. Dia menggambar sebuah pelangi yang sangat indah, terhanyut dalam pikirannya sendiri.

“Pelangi ini terdiri dari warna yang terlihat tegas oleh kasat mata, itu berarti bahasa terbesar di Indonesia. Warna-warna tersebut dapat terbentuk dari semua warna yang ada berarti mereka memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lainya. Ummm mungkin itu bisa diartikan bahwa bahasa terbesar itu sendiri pun tersusun dari berbagai bahasa yang ada di dalamnya, sehingga membentuk atau menghasilkan satu bahasa itu sendiri. Dan ummm zzzZZZzzz…”

Queensha tertidur pulas di meja belajarnya.

***

Pagi sekali ketika Ayahnya sedang duduk sembari menikmati secangkir teh dan sepotong kue, Queensha datang dengan membawa kertasnya.

“Ayah, coba lihat apa yang ku gambar semalam? Apakah Ayah mengerti maksudnya? Apa yang Ayah pikirkan tentang gambaranku?”

Ayahnya hanya tersenyum. Dalam hatinya, ia sangat bangga terhadap anak tunggalnya. Ia bangga, karena Queensha sangat cerdas. Semakin hari, Ayahnya tidak percaya bahwa progress Queensha begitu signifikan. Kali ini dia menggambarkan sesuatu, yang mengandung makna tak tersirat di dalamnya. Dia bisa berpikir jauh meskipun umurnya masih 8 tahun.

“Umm.. Gambaranmu bagus. Kapan kamu membuatnya?”

“Tadi malam Yah.”

“Ya sudah, mandi sana dan segera sarapan.”

“Siap Booooos..”

Ketika ia hendak beranjak, dia melihat Ayahnya makan menggunakan tangan. Dan tak sengaja, terlintas sebuah pertanyaan yang menggelitiknya. Dreeeep! Queensha duduk di samping Ayahnya.

“Ayah, mengapa masyarakat indonesia selalu menggunakan tangan jika mereka makan?”

Pertanyaan yang tak pernah terbayangkan oleh Ayahnya.

“Umm, itu adalah budaya sayang.”

“Bukankah budaya itu seperti tarian, lagu tradisional dan yang lainnya Yah?”

“Memang itu pun disebut budaya, sayang. Sebenarnya kegiatan kita sehari hari pun bisa disebut budaya. Hanya saja budaya itu disebut dengan budaya abstrak.”

Queensha tak melanjutkan pertanyaanya, ia hanya beranjak dari tempat duduknya, berpindah tempat dan mencoba menyalakan televisi. Sontak ketika TV tersebut menyala ia berteriak panik.

“Ayaaaahhhh.. Ayaaaaaaaahhh….!”

Mendengar teriakan anaknya, Mami dan Ayah Queensha berlari menghampirinya.

“Ada apa Queensha?! Kamu kenapa?!”

“Eh, tidaak.. Tidak ada apa-apa, Yah. Aku hanya heran, kenapa Batik dan Angklung diklaim oleh negara tetangga? Bukankah Batik dan Angklung milik Negara kita? Tapi aku gak ngerti Ayah, klaim itu apa sih? aku punya firasat buruk tentang makna itu.”

Ayah dan Maminya bernafas lega, beruntung tak terjadi sesuatu pada putrinya yang tidak di inginkan oleh mereka. Maminya kembali ke dapur sembari menggeleng-geleng kepalanya.

“Huuft.. Ayah kira kamu kenapa.”

“Ayah, ayo jawab pertanyaanku. Apa itu klaim?”

“Klaim itu mengakui sesuatu yang ada tapi bukan miliknya atau mengambil milik orang lain.”

“Berarti samakah dengan pencuri,Yah?”

“ Ya bisa di bilang seperti itu.”

“Tapi mengapa mereka ingin mengambil budaya kita? bukankah mereka sudah memiliki budaya masing-masing? Mengapa mereka masih harus mencuri? Apakah mereka tidak malu?”

“Karena budaya kita lebih cantik dibandingkan dengan budaya negara mereka sendiri. Ditambah dengan keunikannya, membuat mereka semakin ingin memiliki semua kebudayaan yang Negara kita miliki.”

“Kenapa mereka berani mengambilnya dari kita? Apa mereka tidak takut dipukuli? Mereka tidak takut pada kita?”

“Karena generasi muda zaman sekarang, sukar mencintai bahasa dan budayanya sendiri. Padahal mereka tak tau, bahwa di luar sana masyarakat luar negeri sangat mendambakan budaya kita. Tidak sedikit mereka yang khusus mempelajari tentang budaya kita. Queensha tau gak kalau beberapa budaya yang dimiliki Indonesia sama dengan beberapa budaya di negara-negara lain ?”

“Sungguh Ayah? Berarti kita bisa melihat budaya luar dalam kebudayaan yang kita miliki sendiri? Mungkinkah Indonesia bisa dijadikan cerminan dunia?”

“Mungkin saja. Jika mengembalikan semua bahasa dan budaya yang kita miliki, jika kita lebih perhatian pada mereka, kita bisa melestarikannya maka budaya dan bahasa yang kita miliki tidak akan punah.”

Hanya mengerutkan dahi, Queensha beranjak ke kamarnya. Terselip suatu kata “ PUNAH”

“Mungkinkah punah? Aaaaah aku pusing! Gak mau mikirin ah. Mending tidur aja.”
Queensha pun tidur dengan pulasnya.

“eng.. Negeri ini indah,, sangat indah,, tapi kenapa aku merasa asing, rasanya ada sesuatu yang lebih indah yang pernah ku miliki, pernah kulihat dan selalu ku nikmati. Tapi apa?”

Queensha mendongakkan kepalanya ke langit, memandang indahnya harmonisasi antara senja dan pelangi. Tapi semakin lama ia memandang terasa semakin tipis warna pelangi itu, memudar dan tak lama menghilang.

“Haaaaaaaah itu pelangiku lama-lama memudar warnanya? Ko satu persatu menghilang. Kembali,, heyy jangaann pergi,, temani aku disini, aku mau pelangiku selalu menemaniku dalam siang dan malam, senja dan pagi ku dan takkan pernah lekang oleh waktu.”

Gubrakkk !!!! terdengar suara yang cukup keras, ternyata Queensha jatuh dari tempat tidurnya.

“ternyata hanya mimpi ”
READ MORE

Rabu, 13 Oktober 2010

AKU DAN SEGALA PANDANGANMU by N. Nurul Hudaifa/XI.IA.3/13.10.10

AKU DAN SEGALA PANDANGANMU

aku bagaikan ranting yang rapuh
yang kan jatuh dikala kau sentuh
aku bagaikan daun kering nan lusuh
yang takut untuk terjatuh
menghilang melebur berbaur menjadi satu
lalu menghilang di telan waktu

aku bagaikan udara yang slalu membisikan pesan
yang pada saat itu pula, slalu kau acuhkan
aku bagaikan sampah yang terabaikan
yang tak pernah coba kau hiraukan

aku, bagaikan seorang pendosa di matamu
yang selalu salah, dikala itu merugikanmu
karena aku bagaikan debu yang kotor bagimu
yang selalu ingin kau singkirkan tuk penuhi segala keEgoisanmu


@copyright by N.Nurul hudaifa
READ MORE

MENJADI LEBIH BAIK by Acep Muhammad A./XII.IA.3/13.10.10

Menjadi lebih baik
Oleh: Acep Muhammad A



Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin! Dan jangan biarkan hari esok tetap seperti hari ini atau lebih buruk dari hari ini, jika tak ngin menjadi orang yang rugi dan celaka. Mari kita bercermin dengan kata-kata diatas, apakah selama ini kita selalu menjadi orang yang memiliki hari ini yang lebih baik dari hari kemarin ? Atau hanya menjadi orang yang tetap saja seperti hari kemarin,dan lebih parah lagi jika kita menjadi orang yang menjadikan hari ini lebih buruk dari hari kemarin yang telah berlalu. Amal yang kita kerjakan tak lebih baik dari kemarin,belajar tak sesemangat hari kemarin, dan yang paling parah ketika dosa yang kita perbuat hari ini lebih menumpuk dari hari kemarin, Naudzubillahimin dzalik.

Lewat tulisan sederhana ini, penulis ingin mengajak pembaca sekalian untuk senantiasa menjadi insan yang “BERUBAH” tentu saja berubah di sini dalam artian berubah menjadi orang yang lebih baik dari waktu ke waktu. Yang awalnya buruk berubah menjadi baik,yang baik berubah menjadi lebih baik dan seperti itu seterusnya. Pertanyaannya, apa yang harus kita ubah dalm diri kita ini. Apakah fisik kita sehingga kita lebih tampan,kecerdasan kita sehingga kita menjadi orang paling cerdas,materi atu harta kita sehingga kita menjadi orang paling kaya? Tentu saja bukan itu yang penulis maksudkan dalam hal ini,. Lalu apa?

“innama bu’itstu liutammima makarimal ahklaq”
Sesungguhnya aku (Muhammad SAW)diutus kedunia ini adalah untuk menyempurnakan Ahklaq(al hadist).

Ahklaqlah yang harus kita ubah atau perbaiki dari waktu ke waktu itu. Bagaimana kita berahklaq baik terhadap Allah dengan ibadah-ibadah mahdah kita,bagaimana kita berahklak kepada sesama manusia dalam arti menjadi mahkluk sosial yang baik, dan bagaimana kita berahklaq terhadap alam sekitar yang menjadi tempat kita menghirup nafas kehidupan. Itulah yang harus kita ubah dari waktu ke waktu itu. Insya Allah dengan Ahklak yang baik, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang haqiqi.

Sekarang coba kita bercermin dengan kejujuran kita bagaimana selama ini kita berahklak kepada Allah yang telah menciptakan kita,memberi rizki kepada kita tanpa henti dan masih memberi waktu untuk kita menghirup nafas segar di dunia ini. Apakah selalu kita syukuri semua itu dengan selalu memenuhi panggilannya(sholat),mensucikan setiap rezeki kita dengan zakat,infak serta sodaqoh, berdzikir mengagungkan Asmanya untuk menundukan hati dan diri kita yang amatlah kecil dihadapannya. Atau semua itu selalu kita tinggalkan? Kawan, mari kita perbaiki semua itu dengan perubahan. Jika semua yang disebut diatas selama ini kita tinggalkan, mari kita mulai melaksanakan semua itu dengan niat dan seluruh kemampuan yang kita bisa lakukan.

Berahlak baik kepada sesama manusia, merupakan hal yang harus kita kerjakan. Sebagai mahluk sosial yang tak pernah lepas dari kebutuhan untuk berinteraksi dalam hal apapun. Terutama dengan orang-orang yang hidup berdampingan dengan kita. Berahlak baik kepada orang tua kita,guru-guru kita dan kepada saudara-saudara kita sebagai sesama mahkluk ciptaan Allah SWT. Apakah sudah kita mentaati setiap perintah orang tua kita yang selalu menginginkan kita menjadi yang terbaik. Atau kita tak sudi lagi melakukan setiap keinginannya karena kita merasa sudah bisa hidup sendiri dengan segala yang kita miliki, padahal semua itu juga pemberian mereka. Kemudian saat guru-guru kita di sekolah maupun di tempat lainnya yang berusaha menerapkan sikap disiplin,jujur,kerja keras dengan segala tata tertib yang mereka terapakan untuk kita, apakah selalu kita patuhi? Atau kita hanya acuh saja dengan semua itu karena merasa tak perlu lagi ada aturan karena kita hidup bebas di dunia ini. Kawan coba camkan ini” selama yang mereka lakukan kepada kita dengan tujuan untuk kebaikan kita di hari ini dan masa depan, maka kita harus mentaati mereka! Kecuali jika mereka berniat buruk kepada kita bahkan mengajak kita ke jalan yang salah, maka kita tak perlu taat kepada mereka.” Yang jelas, setiap orang tua baik tu orang tua kita di rumah, ataupun guru-guru kita pasti menginginkan kita mendapat yang terbaik.

Kemudian saat kita berinteraksi dengan teman-teman kita, apakah selalu kita menghormati mereka, atau kita merasa hanya diri kita saja yang pantas dihormati,dan memperoleh yang terbaik, sehingga semua yang kita miliki. Ilmu,rizki atau harta serta semua kelebihan yang kita miliki adalah hanya milik kita? Kawan mari kita jadikan sahabat-sahabat,teman-teman kita sebagai sarana untuk menjadikan diri kita benar-benar manusia yang bermanfaat dengan segala yang kita miliki dan bisa kita lakukan untuk mereka. “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.”

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita berahklak kepada mahluk Allah lainnya yaitu alam.tempat dimana kita berpijak,memperoleh makanan dan mendapakan segala keindahan. Kita semua tahu semakin hari alam ini semakin rapuh, dan kita tahu alam ini akan hancur suatu saat nanti. Tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kerusakkan yang kita rasakan di alam ini terutama di bumi yang jadi tempat tinggal kita ini adalah ulah kita sendiri sebagai mahkluk yang serakah. Kebanyakan dari kita adalah orang-orang yang hanya menikmati apa yang ada di alam ini, tanpa berusaha untuk membayar semua yang kita nikmati itu dengan menjaga alam ini agar tetap indah,nyaman dan hijau. Malah-malah kita merusak alam ini dengan segala hasil karya yang kita ciptakan. Tapi inilah kehidupan manusia, takkan pernah puas dengan semua yang ada. Yang terpenting untuk kita adalah bagaimana di sisa umur bumi atau alam ini yang semakin dekat menuju akhir, kita bisa memberikan sedikit nafas segar untuk bumi tempat dimana kita berpijak ini.

“Ubahlah dunia dengan merubah dirimu menjadi lebih baik”
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada pada diri mereka sendiri(Ar RA’du:11)

nucasepthe@yahoo.com
READ MORE

PERUBAHAN by Bayu Setiaji/XI.IA.2/13.10.10

PERUBAHAN

Perubahan merupakan suatu peralihan baik secara jasmani maupun rohani. Secara Jasmani yaitu tinggi badan, bertambahnya umur. Secara rohani yaitu perubahan tingkah laku, penampilan, dan juga sifat seseorang. Begitu pula perubahan di sekolah kita SMAN 26 Bandung mulai dari kedisiplinan siswa, gerbang baru, tata letak parkir yang disusun secara teratur. Dalam edisi kali ini kami dari team journalist duanam akan membahas dan mengupas tentang perubahan yang sudah di rasakan oleh masyarakat 26.

Pertama mulai dari Organigram kepengurusan sekolah yang di rubah total. Yang menjadi perhatian yakni WAKASEK yang baru yaitu Bapak Yayan Syalviana S,Pd. Semenjak jabatan ini diserahkan kepada beliau banyak perubahan yang sudah kita dapat rasakan antara lain Kedisiplinan siswa dan juga penataan tempat parkir yang baru. Dalam hal kedisiplinan, perubahan yang dirasakan mulai dari kerapihan berpakaian seperti larangan untuk menggunakan rok rempel dan rok diatas lutut untuk perempuan. Larangan celana yang berbentuk pensil, baju seragam yang dikeluarkan dan siswa yang tidak memakai lokasi dan name tag. Pemakaian aksesories seperti larangan memakai power balance, gelang hiasan dll. Kemudian penampilan siswa mulai dari rambut laki-laki yang gondrong untuk laki-laki, larangan memakai sepatu yang tidak berwarna hitam .
Baru-baru ini dilakukan razia menyeluruh dari pihak guru. Dari mulai rambut, seragam, kuku, Hand phone sampai isi dalam tas. Tahun kemarin tidak pernah ada razia, tetapi sehubungan dengan digantinya WAKASEK kesiswaan, kegiatan ini dilakukan kembali dikarenakan banyaknya siswa-siswi yang tidak disiplin dalam hal berpakaian dan perilaku.

Selain itu perubahan yang di rasakan yakni adanya gerbang depan sekolah yang di gagas oleh WAKASEK SARANA & PRASARANA Bapak Drs .Toto Supriatna. Dengan adanya gerbang tersebut (siswa/i menyebutnya pagar) ini juga membawa perubahan pada siswa/i SMAN 26 yang sering kabur atau mabal menjadi susah untuk melakukan hal itu kembali. Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk dapat melakukan hal itu dikarenakan di sekolah kita belum ada penjaga atau satpam.Inilah komentar dari siswa-siswi SMAN 26 Bandung tentang perubahan yang dirasakan.

1. A.P Deva (kelas XII IPA 2)
Mendukung dengan program yang ada karena dapat meningkatkan kedisiplinan dan dapat membuat siswa-siswi terbasa berpakaian rapi.

2. Adithia Eka (Kelas XI IPA 1)
Cukup mendukung program yang dicanangkan , karena para murid jadi lebih disiplin unutk menaati peraturan.

3. Jane Chrisna (Kelas X.5)
Mendukung, karena program-programnya bagus. Kalo masalah razia pasti mendukung, supaya cara berpakaiannya lebih rapi & seragam.



By. U
READ MORE

Selasa, 05 Oktober 2010

Sukses vs Gagal

Salam bagi para pembaca Blog SMAN 26 Bandung, kali ini kami memuat karya tulis dari Bapak Agus Hermawan , yang mana beliau adalah salah satu staff guru di SMAN 26 Bandung.

Sebelumnya, kami ucapkan permohonan maaf kepada beliau, karena keterlambat dalam pemostingan karya tulis yang beliau kirimkan ke alamat email redaksi blog ini, dikarenakan para staff admin blog 26 belum bekerja maksimal. Semoga hal ini memberikan pelajaran dan semangat bagi para Tim Jurnalistik Elektronik 26 untuk bekerja lebih optimal lagi.Amiin

Langsung saja,kami postingkan artikel ter-update dibulan oktober ini.
Artikel ini beliau persembahkan buat civitas akademika 26. Semoga bermanfaat....

Sukses vs Gagal


Sebelum kenaikan kelas tahun pelajaran 2010/2011, kira-kira bulan Juni saya mendapat sms dari seorang siswa kelas X yang inti isinya adalah meminta agar nilai kimia lebih tinggi dari yang diperoleh agar masuk jurusan IPA. Memang kimia, fisika, dan biologi merupakan tiga mata pelajaran yang disyaratkan untuk tidak kurang dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. Bila salah satu mata pelajaran ini nilanya di bawah KKM dapat dipastikan seorang siswa tidak akan masuk jurusan IPA.
Sekalipun salah kaprah bahwa jurusan IPA lebih elite dari IPS atau Bahasa dan hidup dijamin akan sukses, namun sudah kadung di negeri ini begitulah adanya. Termasuk orang tua siswa ini. Kok saya tahu orang tua siswa ini terlibat? Dari alasan siswa tersebut saya dapat penjelasan bahwa orang tuanya memaksa agar masuk IPA.
***
Sukses bisa jadi bagi siswa atau orang tua adalah bila masuk jurusan IPA. Gagal adalah bila masuk jurusan non IPA alias IPS atau Bahasa. Bagi yang belum lulus SMA, lulus SMA adalah sebuah kesuksesan. Bagi yang belum sarjana, bila telah diwisuda dan mendapat ijazah, sukses telah dicapai. Ketika mendapatkan sebuah pekerjaan, seorang penganggur akan berucap “yes… sukses!!!” Bagi peserta piala dunia sepak bola, sukses adalah bila memeroleh gelar juara.
Kita, dalam kehidupan ini sesungguhnya telah meraih puluhan bahkan ratusan kesuksesan. Contoh, ketika saya usia belasan dan alhumdillah dapat masuk ke sebuah SMA negeri di Bandung, sementara banyak kawan yang masuk SMA swasta, mereka bilang saya telah sukses. Ketika saya masuk perguruan tinggi negeri, sementara banyak kawan yang tidak masuk, banyak tetangga bilang saya telah sukses. Dan, ketika saya mendapat pekerjaan sebagai pegawai negeri, banyak saudara yang bilang saya telah sukses. Bahkan, ketika saya mampu menulis dan menerbitkan sebuah buku, banyak sahabat mengatakan saya adalah manusia sukses.
So, jadi kalau begitu sukses itu apa? Setidaknya dari cerita di atas saya telah mencapai empat kesuksesan. Bayangkan kalau saya ceritakan seluruh kisah hidup saya, bisa jadi ratusan sukses telah saya capai. Menurut pemikiran saya tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah meraih kesuksesan. Mengapa? Sukses bisa jadi berbatas waktu, artinya sukses bisa terjadi pada saat tertentu saja. Betul, ketika buku pertama berhasil diluncurkan, saya merasa sukses. Namun beberapa bulan kemudian sukses tersebut kadarnya berkurang karena saya ingin meluncurkan buku kedua, saya ingin sukses kembali.
Peristiwa di atas menunjukan bahwa sukses datang silih berganti. Sukses pun selalu menanti kita sepanjang kita masih bernapas. Tetapi ada yang aneh dengan sukses yaitu terus menerus menghampiri kita, tinggal bagaimana kita menjemputnya. Orang mengatakan bahwa lawan kata dari sukses adalah gagal. Nah, untuk mencapai sukses berarti kita harus siap menghadapi kegagalan. Artinya, kita harus berani gagal. Siapa berani gagal, sukses di depan mata.
***
Setali tiga uang dengan sukses, gagal pun silih berganti datang. Ketika menghapi kegagalan sudah wajar bila seseorang bangkit. Bedanya orang sukses sekali lebih banyak bangkit dibanding orang gagal. Oleh sebab itu bila kita menemukan atau merasakan pekerjaan kita mengalami kegagalan maka kita pun patut bersukur. Lho? karena ini berarti jatah gagal kita sudah berkurang satu alias sukses telah dekat.
Jadi, bila gagal masuk jurusan IPA bukan berarti hidup gagal pula, justru kesuksesan bisa jadi ditemukan kala kita berkali-kali bangkit dari kegagalan di jurusan IPS. Bagaimana pendapat kalian?

Oleh : Agus Hermawan
READ MORE